Sabtu, 14 Mei 2011

Kata Bijak Kehidupan

Kata bijak kehidupan ini saya harapkan menjadi inspirasi pengunjung blog peluang usaha ini. Kata bijak tentang kehidupan yang saya yakini menjadi bagian penting dari sebuah proses kehidupan. Sebeluamnya saya juga memposting kata bijak tentang cinta silahkan anda kunjungi. Ada juga kata mutiara motivasi dan kata mutiara persahabatan serta kata mutiara cinta.
Kata kata bijak kehidupan by gusbud. Jangan pernah takut menjadi seperti yang engkau inginkan karena sesungguhnya kau tidak akan bahagia menjadi yang seperti orang lain inginkan


Kata kata bijak kehidupan by gusbud. Jangan menjadi biasa saja, untuk sukses anda harus spesial dan mempunyai nilai lebih

Kata kata bijak kehidupan by gusbud. Yang anda butuhkan untuk meraih cita2 adalah keinginan kuat yang akan membawa anda menjadi pekerja keras

Kata kata bijak kehidupan by gusbud. Kenapa hanya 2% penduduk Indonesia yang menguasai 60% kekayaan di Negeri ini karena memang 98% dari kita tidak pernah benar2 ingin menjadi kaya, hanya sekedar berkhayal menjadi kaya

Anda mungkin tidak begitu percaya bahwa keinginan anda akan terwujud hanya dengan dimulai dari kepercayaan bahwa anda akan mencapainya. Keinginan kuat akan menjadi doa disetiap detik kehidupan kita, dan itu pula yang akan menjukan jalan2 bagaiamana kita memperoleh keinginan kita. Kehidupan tidak untuk dijalani dengan biasa2 saja, ada 75% kemampuan otak kita yang belum termanfaatkan hanya 20% kapasitas hidup yang mampu kita nikmati, selebihnya banyak yang tersia-siakan sampai waktu manusia habis. Mohon maaf jika malah mirip contoh teks pidato sekedar share pemahaman:)


Sumber: http://www.gusbud.web.id

Kenapa harus ingat MATI ?


Mengingat mati membuat seseorang ragu terhadap kehidupan didunia yang fana ini, sehingga dia selalu mengingat kehidupan akhirat yang kekal abadi. Seseorang tidak akan terlepas dari dua hal yang bertolak belakang, sempit dan lapang, nikmat dan cobaan.

Apabila seseorang sedang berada dalam keadaaan sempit dan mendapat musibah, maka beban yang dirasakannya akan terasa lebih ringan apabila ia mengingat mati. Karena mati lebih berat dari pada musibah yang menimpanya. Ketika seseorang mengingat mati saat mendapat nikmat dan kelapangan, maka ia akan terhindar dari tipudaya yang ditimbulkan oleh kesenangan yang ditimbulkannya.
(Imam Al Qurthubi)

sedikit renungan, semoga bermanfaat

Nilai Sebuah Waktu


Oleh : anangnurcahyo 
Untuk memahami nilai SATU TAHUN, tanyalah pada murid yang tidak naik kelas.
Untuk memahami nilai SATU BULAN, tanyalah pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
Untuk memahami nilai SATU MINGGU, tanyakan pada editor koran mingguan.
Untuk memahami nilai SATU JAM, tanyakan pada seseorang yang hendak ditemui kekasihnya.
Untuk memahami nilai SATU MENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan kereta api.
Untuk memahami nilai SATU DETIK, tanyakan pada orang yang lolos dari kecelakaan.
Untuk memahami nilai SATU MILIDETIK, tanyakan pada orang yang memenangkan medali perak dari olimpiade.

Betapa waktu sangat berharga untuk kita. karena harta kita yang tidak akan pernah kembali setelah kita kehilangannya adalah WAKTU. Hargai waktu, karena dia tidak akan pernah mau menunggu siapapun.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. ” ( QS Al ‘asr: 1-3 )

Sedikit renungan, semoga bermanfaat..

Malas Baca Al Quran? Baca Ini..



Membaca Al Quran adalah aktivitas yang bagi seorang muslim harusnya menjadi aktivitas wajib baginya. Tapi, begitu banyak kesibukan dan hal yang harus dipikirkan kadang membuat umat muslim lalai dalam melaksanakan ibadah besar tersebut. Untuk kembali meninggikan semangat kita dalam membaca Al Quran, kita perlu mengingat beberapa keutamaan membaca Al Quran.
Di antara hadits yang menjadi dasar anjuran dan keutamaan kita membaca Al-Quran adalah:

1. Menjadi Syafaat di Hari Kiamat
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Quran sebab Al-Quranakan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat (pertolongan) kepada orang-orang yang mempunyainya.” (HR Muslim)

2. Hidup Bersama Para Malaikat
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha berkata bahwa RasulullahSAW bersabda, “Orang yang membaca al-Quran dan ia sudah mahir dengan bacaannya itu, maka ia adalah beserta para malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti, sedang orang yang membacanya al-Quran dan iaterbata-bata dalam bacaannya (tidak lancar) juga merasa kesukaran di waktu membacanya itu, maka ia dapat memperoleh dua pahala.” (HR Bukhari Muslim)

3. Membaca Satu Huruf Mendapat 10 Kebajikan
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yangmembaca sebuah huruf dari kitabullah (Al-Quran), maka ia memperoleh suatu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf.”(HR Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih)

4. Mendapat Ketenangan, Rahmat, Malaikat dan Disebut-sebut Namanya
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka pada makhluk yang ada di dekat-Nya.“ (HR Muslim)

Nah, setelah kita tahu betapa besar hikmah dan keutamaan membaca Al Quran tadi,
masihkah kita akan bermalas-malasan atasnya?
masihkah kita lebih suka baca koran dari pada baca Al Quran?
ataukah Al Quran akan terus kita simpan dan hanya disimpan saja?

Saudaraku, Al Quran adalah surat cinta terbaik yang diciptakan oleh Sang Maha Baik. Dia adalah obat terbaik untuk semua masalah kita. Motivasi terbaik untuk alam semesta. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi karena menjauhkannya dari hidup kita.

Setelah Agresi Militer Belanda 19 Desember 1948


Oleh : Rushdy Hoesein 

Setelah serangan Belanda ke Yogyakarta tanggal 19 Desember 1948, Presiden Soekarno, Wakil Presiden/Perdana Menteri Mohamad Hatta dan sejumlah menteri kabinet RI ditangkap. Dan pada tanggal 22 Desember mereka dibawa ke Sumatera. Kemana akan dibawa ? Tidak satu orangpun dari tawanan ini yang tahu kemana ? Akhirnya pesawat mendarat di lapangan terbang Pangkal Pinang. Setelah rombongan Hatta diturunkan di Pangkalpinang, pesawat bomber B 25 pengangkut tawanan itu meneruskan penerbangan ke barat. Kemudian mendarat di Polonia, Medan, Di situ pejabat-pejabat Belanda sudah menunggu para tawanan penting itu yang terdiri dari Soekarno. H. Agus Salim dan Syahrir, yang langsung dibawa ke Berastagi.
Mengenai peristiwa ini Bung Karno bercerita: "Berastagi berarti mengalami kehidupan Bengkulu lagi. Hanya ada beberapa perbedaan. Satu: mereka tidak menamakannya pengasingan. Sekarang istilahnya 'penjagaan untuk keselamatan'. Dua: kami dijauhkan dari istri kami. Dan tiga: kami berada di dalam lingkungan kawat berduri dua lapis dan antara rumah kami dengan kawat berduri enam orang pakai senapan mondar-mandir secara bersambung. Wanita yang memasakkan kami senang kepadaku. Di sore hari kedua kami di sana, dia menyelundup ke kamarku dengan gemetar ketakutan. 'Pak' katanya menggigil, "Saya tadi menanyakan, apa yang akan saya masak untuk Bapak besok dan opsir yang bertugas menyatakan, Tidak perlu. Soekarno akan dihukum tembak besok pagi.' Malam itu penakluk kami menyadari, bahwa Berastagi tidak bisa di-pertahankan. Tiba-tiba berhembuslah perubahan yang besar dalam rencana dan esok paginya di waktu subuh mereka memindahkan kami. Belanda juga tidak menyediakan waktu untuk membunuhku. Berangkatlah rombongan orang buangan menuju Prapat yang ter-letak di pinggir Danau Toba.
Semenjak aksi militer pertama Belanda telah menduduki daerah semenanjung kecil ini, yang ditumbuhi oleh pinus yang segar baunya dan sejak itu tetap bertahan di sana. Sebelum perang tempat ini telah dipergunakan sebagai tempat istirahat orang Belanda. Rumahnya indah dan cantik. Dan rumah kami letaknya di ketinggian di ujung semenanjung di atas tebing yang curam menghadap ke danau. Sangat indah pemandangan itu. Pun sukar untuk dimasuki. Di tiga sisi dia dikelilingi oleh air. Di belakang rumah adalah daratan dengan jalan yang berkelok-kelok.", Di Prapat terjadi hal-hal yang kurang enak. Pertama hubungan Soekarno-Sjahrir tiba-tiba berubah kurang baik. Dan pada tanggal 18 Januari Sjahrir diundang Perdana Menteri Drees ke Jakarta. Tanggal 5 Februari Soekarno dan Agus Salim dipindahkan dari Prapat. Mereka dibawa ke Muntok, Bangka; terpisah dari Hatta dan tahanan lainnya yang ditempatkan di Menumbing. Hatta menulis dalam Memoir-nya demikian: "Tanggal 5 Januari, hari Rabu, kami mendengar berita, bahwa Perdana Menteri Drees sudah sampai ke Jakarta. Katanya dia akan meresmikan Pemerintah Peralihan. Tidak lama sesudah itu kami dengar, bahwa Syahrir diminta datang ke Jakarta dari Prapat. Dan setelah diadakan pembicaraan dengan mereka, Syahrir tinggal saja di Jakarta. Dia tidak kembali ke Prapat. Kejadian itu kami bicarakan di Menumbing. Ketika itu aku tegaskan pendirianku, kalau aku diminta datang ke Jakarta aku akan menolak. Bukan aku yang mau bicara dengan Perdana Menteri Drees, tetapi mungkin ia yang perlu dengan aku. Sebab itu dia mesti datang ke Bangka. Sangat kebetulan, bahwa keesokan harinya seorang pembesar Belan­da datang untuk menyampaikan permintaan Drees, supaya aku menjumpainya di Jakarta. Kalau aku tak salah ingat namanya Mr. Gibben. Aku menjawab bahwa Perdana Menteri Drees yang memerlukan aku, sebab itu ia harus datang ke Bangka. Lalu dijawabnya, bahwa PM Drees itu usianya sudah lanjut, jadi berat baginya untuk datang dari Jakarta ke mari. 'Jikalau berat bagi dia untuk datang kemari, ia singgah saja nanti sebentar, kalau ia kembali ke Nederland,' kataku. Aku tetap menolak untuk pergi ke Jakarta. Sementara itu kami mendengar berita radio, bahwa anggota KTN Cochran berangkat ke Amerika Serikat. Hal itu kami bahas. Apakah dia pergi ke sana untuk meminta Kementerian Luar Negeri memberi tekanan kepada Belanda untuk mempercepat penyelesaian masalah Indone­sia?" 

Jumat, 13 Mei 2011

Ikhlas Tempat Persinggahan Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in

renungan islam, renungan, islam, ikhlas
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah
__________________________________________________________________________________
Sehubungan dengan tempat persinggahan ikhlas ini Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’an, (artinya):
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” (Al-Bayyinah: 5)
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).”
(Az-Zumar: 2-3)
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya.”
(Al-Mulk: 2)

Al-Fudhail berkata, “Maksud yang lebih baik amalnya dalam ayat ini adalah yang paling ikhlas dan paling benar.”
Orang-orang bertanya, “Wahai Abu Ali, apakah amal yang paling ikhlas dan paling benar itu ?”
Dia menjawab, “Sesungguhnya jika amal itu ikhlas namun tidak benar, maka ia tidak diterima. Jika amal itu benar namun tidak ikhlas maka ia tidak akan diterima, hingga amal itu ikhlas dan benar. Yang ikhlas ialah yang dikerjakan karena Allah, dan yang benar ialah yang dikerjakan menurut As-Sunnah.” Kemudian ia membaca ayat, (artinya): “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (Al-Kahfi: 110)


Allah juga berfirman, (artinya):
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan?” (An-Nisa’: 125)
 
Menyerahkan diri kepada Allah artinya memurnikan tujuan dan amal karena Allah. Sedangkan mengerjakan kebaikan ialah mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan Sunnah beliau.
Allah juga berfirman, (artinya):
“Dan, Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” (Al-Furqan: 23)
 
Amal yang seperti debu itu adalah amal-amal yang dilandaskan bukan kepada As-Sunnah atau dimaksudkan bukan karena Allah. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqqash, “Sesungguhnya sekali-kali engkau tidak akan dibiarkan, hingga engkau mengerjakan suatu amal untuk mencari Wajah Allah, melainkan engkau telah menambah kebaikan, derajad dan ketinggian karenanya.”
Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, (artinya):
“Tiga perkara, yang hati orang mukmin tidak akan berkhianat jika ada padanya: Amal yang ikhlas karena Allah, menyampaikan nasihat kepada para waliyul-amri dan mengikuti jama’ah orang-orang Muslim karena doa mereka meliputi dari arah belakang mereka.” (HR. At-Thirmidzi dan Ahmad)


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang berperang karena riya’, berperang karena keberanian dan berperang karena kesetiaan, manakah diantaranya yang ada di jalan Allah? Maka beliau menjawab, “Orang yang berperang agar kalimat Allah lah yang paling tinggi, maka dia berada di jalan Allah.
Beliau juga mengabarkan tiga golongan orang yang pertama-tama diperintahkan untuk merasakan api neraka, yaitu qari’ Al-Qur’an, mujahid dan orang yang menshadaqahkan hartanya; mereka melakukannya agar dikatakan, “Fulan adalah qari’, fulan adalah pemberani, Fulan adalah orang yang bershadaqah”, yang amal-amal mereka tidak ikhlas karena Allah.

Di dalam hadits qudsi yang shahih disebutkan; “Allah berfirman, ‘Aku adalah yang paling tidak membutuhkan persekutuan dari sekutu-sekutu yang ada. Barangsiapa mengerjakan suatu amal, yang di dalamnya ia menyekutukan selain-Ku, maka dia menjadi milik yang dia sekutukan, dan Aku terbebas darinya’.” (HR. Muslim)
Di dalam hadits lain disebutkan; “Allah berfirman pada hari kiamat, ‘Pergilah lalu ambillah pahalamu dari orang yang amalanmu kamu tujukan. Kamu tidak mempunyai pahala di sisi Kami’.”


Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuh kalian dan tidak pula rupa kalian, tetapi Dia melihat hati kalian.” (HR. Muslim)


Banyak difinisi yang diberikan kepada kata ikhlas dan shidq, namun tujuannya sama. Ada yang berpendapat, ikhlas artinya menyendirikan Allah sebagai tujuan dalam ketaatan. Ada yang berpendapat, ikhlas artinya membersihkan perbuatan dari perhatian manusia, termasuk pula diri sendiri. Sedangkan shidq artinya menjaga amal dari perhatian diri sendiri saja. Orang yang ikhlas tidak riya’ dan orang yang shidq tidak ujub. Ikhlas tidak bisa sempurna kecuali shidq, dan shidq tidak bisa sempurna kecuali dengan ikhlas, dan keduanya tidak sempurna kecuali dengan sabar.

Al-Fudhail berkata, “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’, Mengerjakan amal karena manusia adalah syirik. Sedangkan ikhlas ialah jika Allah memberikan anugerah kepadamu untuk meninggalkan keduanya.”
Al-Junaid berkata, “Ikhlas merupakan rahasia antara Allah dan hamba, yang tidak diketahui kecuali oleh malaikat sehingga dia menulis-nya, tidak diketahui syetan sehingga dia merusaknya dan tidak pula diketahui hawa nafsu sehingga dia mencondongkannya.”
Yusuf bin Al-Husain berkata. “Sesuatu yang paling mulia di dunia adalah ikhlas. Berapa banyak aku mengenyahkan riya’ dari hatiku, tapi seakan-akan ia tumbuh dalam rupa yang lain.”

Pengarang Manazilus-Sa’irin berkata, “Ikhlas artinya membersihkan amal dari segala campuran.” Dengan kata lain, amal itu tidak dicampuri sesuatu yang mengotorinya karena kehendak-kehendak nafsu, entah karena ingin memperlihatkan amal itu tampak indah di mata orang-orang, mencari pujian, tidak ingin dicela, mencari pengagungan dan sanjungan, karena ingin mendapatkan harta dari mereka atau pun alasan-alasan lain yang berupa cela dan cacat, yang secara keseluruhan dapat disatukan sebagai kehendak untuk selain Allah, apa pun dan siapa pun.”

Dipetik dari: Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, “Madarijus-Salikin Manazili Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in, Edisi Indonesia: Madarijus Salikin Pendakian Menuju Allah.” Penerjemah Kathur Suhardi, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Timur, Cet. I, 1998, hal. 175 – 178 

Mengenang Turunnya Suharto

Mengenang 21 Mei 1998
Turunnya Suharto dan ambruknya Orde Baru
 
Tulisan ini mengajak para pembaca untuk mengenang kembali tanggal 21 Mei 1998, ketika diktator yang super-korup dan sudah memerintah Indonesia dengan tangan besi -- secara bengis dan kejam selama 32 tahun -- terpaksa turun dari jabatannya, berkat perjuangan besar-besaran berskala nasional oleh gerakan generasi muda (terutama mahasiswa dan pelajar) dengan mendapat dukungan luas dari masyarakat.

Mengingat berbagai hal, maka bisalah kiranya dikatakan dengan tegas bahwa memperingati turunnya Suharto sebagai presiden tanggal 21 Mei 1998 adalah maha penting bagi bangsa Indonesia, baik bagi generasi yang sekarang maupun generasi yang akan datang. Begitu pentingnya, sehingga peristiwa yang sangat bersejarah ini perlu diperingati atau dikenang oleh masyarakat -- dengan berbagai cara dan bentuk -- setiap tahun di kemudian hari, dalam rangka “nation building and character building”, yang sudah lama dilupakan sejak Bung Karno digulingkan secara khianat.oleh Suharto

Memperingati 21 Mei 1998 bisa merupakan pelajaran politik yang sangat diperlukan dan pelajaran sejarah yang sangat berharga bagi rakyat Indonesia, untuk bisa melihat dengan jelas bahwa era pemerintahan jenderal Suharto betul-betul adalah bagian yang paling gelap, yang paling busuk, yang paling rusak dari sejarah Republik Indonesia dan bangsa Indonesia. Rejim militer Orde Baru adalah perusak besar jiwa perjuangan rakyat, yang telah dipupuk dan dikobarkan puluhan tahun oleh berbagai tokoh perintis kemerdekaan, terutama Bung Karno. 

Orang-orang yang tidak waras nalarnya
Kalau dalam tahun 1998 hanyalah sebagian kecil saja dari masyarakat (contohnya : kalangan generasi muda) yang berani bersuara atau bergerak melawan Suharto dengan Orde Baru-nya, maka sekarang ini -- kebalikannya ! – makin sedikit orang atau kalangan yang masih berani terang-terangan memuji-muji Suharto dan apalagi membela Orde Baru. Sebab, sekarang ini makin terbukti dengan jelas bahwa begitu busuknya Suharto dan begitu buruknya rejim militernya, sehingga kalau ada orang atau kalangan yang masih suka koar-koar memuji-mujinya, maka bisa dianggap tidak waras fikirannya atau sakit jiwanya.
Dan orang-orang semacam itu tidak hanya terdapat di kalangan Golkar atau petinggi-petinggi militer (yang masih aktif maupun yang sudah pensiun), tetapi juga di kalangan partai-partai lainnya dan berbagai “tokoh” masyarakat. Dan, sekarang ini, kelihatan makin jelas juga bahwa hanyalah orang-orang yang perlu dipertanyakan kualitas moralnya (atau kalangan yang pantas diragukan kesehatan jiwanya) yang masih berani sesumbar tentang kebaikan sistem politik Orde Baru. Atau, hanyalah orang-orang yang sakit nalarnya -- ma’af, kalau kata-kata ini dianggap terlalu kasar ! -- masih ngotot menganggap bahwa Suharto adalah tokoh agung yang perlu dihormati sebagai “pahlawan pembangunan “ atau sebagai bapak bangsa yang berjasa besar.

Nyatanya, Suharto adalah pengkhianat besar terhadap Bung Karno, dan mengkhianati Bung Karno adalah sama saja dengan mengkhianati revolusi rakyat Indonesia. Sebab, Bung Karno adalah pengejowantahan dari perjuangan revolusioner rakyat Indonesia. Jadi, jelaslah bahwa Suharto sebenarnya adalah musuh dari revolusi rakyat Indonesia di bawah pimpinan Bung Karno. 

Suharto adalah panutan bangsat
Bahwa generasi muda Indonesia dalam tahun 1998 sudah berhasil secara besar-besaran dan serentak di seluruh negara memaksa turunnya Suharto dari jabatannya sebagai presiden, adalah satu bukti yang jelas sekali bahwa negara dan bangsa kita sudah mencampakkannya. Itu adalah wajar, bahkan sudah seharusnya !!! Sebab, sudah ternyata selama 32 tahun Orde Baru bahwa sistem politik dan kekuasaan Suharto adalah sumber dari banyak ketidakadilan, sumber penderitaan, sumber penganiayaan bagi sebagian terbesar rakyat kita.

Suharto sudah membunuh atau menyuruh (langsung dan tidak langsung) membunuh Bung Karno beserta jutaan pendukungnya, dan membiarkan terbunuhnya atau dipenjarakannya jutaan orang lainnya yang tidak bersalah, dan membiarkan puluhan juta keluarga (istri, anak dan saudara-saudara) orang kiri menderita dan sengsara sampai lebih dari 40 tahun. Di samping itu Suharto juga sudah mencekek kebebasan demokrasi bagi sebagian terbesar rakyat kita, sambil secara sewenang-wenang mengumpulkan harta haram bagi seluruh keluarganya (harap ingat, antara lain : segala macam cerita tentang Tutut, Sigit, Bambang, Tommy, Probosutedjo, laporan majalah Time, laporan PBB tentang Suharto sebagai koruptor terbesar di dunia dll dll).
Mengingat itu semuanya, maka jelaslah bahwa nalar yang sehat tidak akan bisa menyetujui berlangsugnya terus-menerus kekuasaan politik Suharto. Karena, juga jelaslah bahwa fikiran yang waras tidak mungkin menganggap bahwa sebagian terbesar dari apa yang telah dikerjakan Suharto adalah untuk kebaikan bangsa dan negara. Lagi pula, moral yang benar pastilah tidak akan menjadikan Suharto sebagai sosok panutan bangsa, melainkan (yang lebih tepat, dan sepantasnya) sebagai panutan bangsat Sebab, sejak lahirnya Orde Baru terlalu banyak bangsat-bangsat yang mengabdi di bawah Suharto.

Karenanya, kiranya patut menjadi kesedaran bagi semua pendukung Suharto bahwa sebenarnya, (atau pada hakekatnya), penolakan terhadap Suharto adalah bukan hanya berkaitan dengan diri pribadi Suharto sebagai presiden, melainkan juga penolakan terhadap segala yang terpaut dengan politik dan praktek-praktek Orde Baru.. Penolakan terhadap Suharto (yang merupakan juga penolakan terhadap jenderal-jenderal dan pendukung setianya) berarti bahwa perlu diadakannya perubahan atau pergantian, atau perombakan, dan diganti dengan sistem atau politik kekuasaan yang berlainan sama sekali dari pemerintahan tipe Orde Baru. 

Tujuan reformasi : perombakan sistem Orde Baru
Aspirasi atau kegandrungan dari sebagian terbesar rakyat terhadap adanya perubahan ini nyata sekali dari menggeloranya gerakan menuntut reformasi, yang dengan gencar sekali dilancarkan di seluruh negeri oleh banyak kalangan sebagai bagian penting dari penolakan terhadap Suharto selaku pimpinan negara. Suharto adalah perwakilan terpusat dari seluruh sistem politik dan kekuasaan Orde Baru. Suharto adalah pengejowantahan dari rejim militer, yang korup, yang berciri-ciri fasis, yang anti-rakyat, yang reaksioner atau yang anti-revolusioner.

Jadi, kalau dikaji dalam-dalam, hakekat arti reformasi adalah aspirasi banyak kalangan untuk menolak atau membuang jauh-jauh segala hal yang serba negatif dari pemerintahan era Suharto yang selama 32 tahun sudah mengangkangi atau mencengkam negara dan bangsa Indonesia, sambil mengeruk harta rakyat dengan cara-cara haram atau bathil. Sebab, sudah terlalu lama, dan juga sudah kelewatan besar pula (!) , kerusakan atau kebobrokan di banyak bidang, yang dibikin oleh Suharto bersama pimpinan militer pendukungnya. Sekali lagi, singkatnya, tujuan reformasi adalah adanya perubahan, atau penggantian, atau perombakan, atau pembaruan, atau restrukturasi segala yang berbau rejim militer Orde Baru, untuk diganti dengan yang lain.

Sayangnya, gerakan reformasi yang sangat diperlukan oleh bangsa dan negara ini ternyata kemudian mandeg atau macet di tengah jalan, karena sabotase oleh sisa-sisa kekuatan Orde Baru (bukan hanya yang di Golkar saja, tetapi juga di kalangan yang lain-lain) yang masih bisa bertahan terus di berbagai bidang penting dalam pemerintahan dan kehidupan politik (termasuk lembaga-lembaga legislatif dan judikatif) dan ekonomi. Karena itu, bolehlah dikatakan bahwa reformasi akhirnya mati begitu saja, dan bahkan tidak banyak dibicarakan orang lagi sekarang ini.

Itulah sebabnya, maka pada pokoknya dan secara garis besar situasi negara dan bangsa kita tidak berubah secara fundamental, dan masih dirundung berbagai “penyakit parah” seperti selama di bawah pemerintahan Orde Baru. Perubahan atau perbaikan yang nampak agak jelas adanya kebebasan pers, kebebasan menyatakan pendapat, dan kebebasan berserikat (walaupun masih ada pembatasan-pembatasan.

Sejak Suharto dijatuhkan dari jabatannya, sampai pemerintahan SBY-JK yang sekarang, politik pemerintahan yang berganti-ganti (Habibi, Gus Dur, dan Megawati) di bidang ekonomi dan sosial tetap anti-rakyat atau reaksioner, pro-neoliberal, mengutamakan prioritas kepada kepentingan asing dan tidak menjalankan prinsip berdikari. Sebagai akibatnya, pengangguran sangat membengkak, kemiskinan kelihatan makin meluas. Korupsi yang terus merajalela, dan kebejatan moral yang makin merata, adalah sebagian kecil dari persoalan-persoalan yang dihadapi berbagai pemerintahan, sampai sekarang.

Berdasarkan pengamatan pengalaman selama itu, maka sulitlah kiranya bagi kita untuk mempunyai optimisme bahwa situasi politik, ekonomi dan sosial di negara kita akan bisa mengalami perubahan yang fundamental, atau yang radikal dan besar-besaran. Kerusakan moral atau kebejatan akhlak di kalangan “elite” yang berjalin dengan politik reaksioner dan anti-rakyat membikin sulit adanya perubahan. 

DPR yang baru tidak akan membawa perobahan
Walaupun komposisi anggota DPR diganti dengan masuknya 9 partai yang memenangkan suara dalam pemilu legislatif (Patai Demokrat, Golkar, PDI-P, PKS, PAN, PPP, PKB, Gerindra, Hanura), berdasarkan pengalaman praktek mereka di masa yang lalu, maka sudah dapat diramalkan sejak sekarang bahwa DPR yang baru ini tetap bukanlah perwakilan rakyat yang sebenarnya. Karenanya, seperti yang sudah-sudah, DPR yang baru ini akan tetap juga merupakan alat bagi kalangan elite, kalangan polykrasi, kalangan pemimpin-pemimpin gadungan, untuk menipu rakyat atas nama rakyat.

Demikian juga, dengan pemilihan presiden dan wakilnya yang akan datang, tidak peduli apakah yang akan jadi presiden nanti adalah SBY atau yang lain. Kalau SBY terpilih lagi, maka kita sudah bisa mengira-ira bahwa tidak akan bisa ada perubahan besar dan penting-penting di bidang politik ekonomi dan sosial. Bahkan dapatlah diramalkan bahwa keadaan akan bertambah sulit bagi kehidupan sebagian terbesar dari rakyat kita, sebagai akibat dari krisis global dewasa ini dan di masa datang.

Karena tidak bisa lagi menaruh harapan kepada 9 partai pemenang pemilu legislatif untuk adanya perubahan besar, maka kini tibalah waktunya bagi semua kekuatan demokratis, yang terhimpun di luar yang 9 partai itu, untuk bersama-sama berusaha membangun kekuatan alternatif yang berskala nasional dan betul-betul merakyat. Gabungan besar kekuatan alternatif ini seyogianya bisa menghimpun sebanyak mungkin segala macam unsur yang bisa dipersatukan dari banyak kalangan ormas atau ornop, dari kalangan 29 partai-partai kecil yang tidak dapat ikut pemilu (dan partai-partai kecil lainnya) serta dari kalangan golput. 

Gerakan extra-parlementer yang kuat
Gabungan kekuatan alternatif, yang bisa berbentuk federasi, atau aliansi, atau koalisi dari berbagai macam kesatuan dan persatuan yang independen, bertujun untuk menjadi gerakan besar-besaran dari perjuangan extra parlementer, untuk mengontrol pemerintah dan DPR, dan memperjuangkan kepentingan rakyat yang mendesak. Seperti halnya di banyak negeri di dunia, gerakan extra-parlementer adalah sangat diperlukan bagi sehatnya kehidupan demokratik, bahkan juga di negeri-negeri yang sudah terkenal sejarah demokrasinya seperti Eropa. Khususnya, situasi di Indonesia yang begitu banyak dirongrong oleh berbagai persoalan parah lebih-lebih memerlukan gerakan extra-parlementer yang besar, kuat, dan bersatu erat dengan rakyat banyak.

Rakyat Indonesia sudah ternyata tidak bisa (dan juga tidak boleh !) terus-menerus mempunyai ilusi atau harapan kosong bahwa dari tokoh-tokoh partai-partai (dan pemimpin-pemimpin militer !) yang pro-Suharto dan anti Bung Karno akan bisa lahir pandangan dan tindakan yang benar-benar pro-rakyat banyak, yang anti-neoliberalisme, yang revolusioner, yang merupakan jalan keluar dari keterpurukan yang sudah dirundung bangsa dan negara sejak lama.

Panca Azimat Revolusi Bung Karno perlu dipelajari lagi
Dalam menghadapi situasi serba semrawut yang mendatangkan kesengsaraan bagi sebagian terbesar rakyat seperti yang kita hadapi dewasa ini, terasalah betapa benarnya ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno. Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno bisa merupakan landasan berfikir, dan platform bersama bagi gerakan extra-parlementer yang luas, yang bisa menunaikan tugas reformasi. Lebih jauh lagi, ajaran-ajaran Bung Karno adalah jalan untuk meneruskan revolusi, menuju cita-cita bersama, yaitu masyarakat adil dan makmur.

Ajaran-ajaran besar Bung Karno yang terkandung dalam Panca Azimat Revolusi yang pernah mengkobarkan jiwa perjuangan rakyat Indonesia, dan yang dewasa ini tetap berguna sekali dipelajari kembali untuk dijadikan pedoman dan ditarik sari patinya adalah :

(1) Nasakom (sejak tahun 1926 dalam tulisan nasionalisme, Islamisme, marxisme).
(2) Pancasila yang lahir tahun 1945.
(3) Manipol USDEK lahir tahun 1959,
(4) Trisakti (berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan) tahun 1964, dan
(5) Berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) lahir tahun 1965.

Karena Suharto dan rejim militer Orde Baru sudah digulingkan, maka tugas rakyat Indonesia adalah melanjutkan terus-menerus gerakan reformasi di segala bidang, sebagai langkah penting untuk melanjutkan revolusi yang belum selesai, seperti yang digagas oleh Bung Karno.